Follow on Facebook

Senin, 02 Desember 2019

Perencanaan Kewirausahaan


BAB  I

PENDAHULUAN







1.1   Latar Belakang

Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka wirausahawan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam usaha yang akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu setiap wirausaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahaini apa yang terjadi dipasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dengan dunia bisnis lainnya dan berupaya untuk menimalisasi kelemahan-kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang diiniliki. Dengan deinikian para wirausaha dituntut untuk memilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan. Dengan adanya tekanan persaingan begitu ketat, baik secara langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi kinerja organisasi bisnis baik dalam hal teknologi, kebutuhan pelanggan dan siklus produk. Pada saat kondisi seperti itulah sangat diperlukan strategi yang tepat dalam mengambil keputusan maupun langkah-langkah tertentu untuk mempertahankan usahanya tersebut. Strategi bersaing juga diperlukan teknik atau cara-cara yang akan dilakukan untuk pengembangan usaha.

Di dalam berwirausaha juga ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya pengelolaan/perencanaan usaha, komptensi inti dalam bersaing, dan kiatnya memberdayakan peluang. Perencanaan strategi (strategi planning) dipandang sebagai metode baru dalam perencanaan. Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani, strategos, yang berarti “seperangkat umum manuver, yang dilaksanakan untuk mengatasi musuh di medan pertempuran.” Kata “strategi” itu bahkan telah digunakan oleh pemikir militer kuno Cina, Sun Tzu, dan pemimpin Perancis, Napoleon. Pendekatan perencanaan yang awalnya diyakini sebagai ilmunya kaum militer tersebut selanjutnya diterapkan pada organisasi atau pun perusahaan bisnis (Bryson, 2008 : 20).

Hal ini juga diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata strategis, berarti berhubungan, bertalian, berdasar strategi; dan baik letaknya. Kata strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa, untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, atau ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk mengahadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan, dan tempat yang baik menurut siasat perang, serta rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Depdikbud, 1990 : 983).



1.2    Permasalahan

Dari latar belakang yang telah disebutkan, maka pada bagian ini mencoba memaparkan makalah berjudul “Perencanaan Kewirausahaan (Pengelolaan Usaha, Kompetensi Inti dalam Bersaing, dan Kiat Memberdayakan Peluang)”, dengan permasalahan sebagai berikut :

1.         Apakah pengertian pengelolaan usaha dan kompetensi inti ?

2.         Bagaimana pengelolaan usaha, kompetensi inti dalam bersaing, dan kiatnya memberdayakan peluang ?



1.3      Tujuan

Untuk menanggapi permasalahan yang dikemukakan tersebut perlu diketahui tujuannya, diantaranya :

1.  Untuk Mengetahui apa itu pengelolaan usaha dan kompetensi inti; dan

2.Untuk pengelolaan usaha, kompetensi inti dalam bersaing, dan kiatnya memberdayakan peluang dalam kewirausahaan.






BAB  II

PEMBAHASAN





2.1   Pengertian Pengelolaan Usaha dan Kompetensi Inti

Kata pengelolaan mengadung makna : pertama, proses, cara perbuatan mengelola; kedua, proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; ketiga, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; dan keempat, proses pengawasan pada semua hal Depdikbud, 1990 : 411). Hal ini kata pengelolaan sama halnya dengan yang dimaksud dengan perencanaan. Kata perencanaan, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya konsep, rancangan, atau program, dan perencanaan berarti proses, perbuatan, cara merencanakan. Selain itu, rencana dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Jadi perencanaan adalah penyusunan rencana (konsep, cerita, uraian, dan sebagainya); atau pembuat/perancang rencana (yang merencanakan) (Depdikbud, 1990 : 901).

Pengelolaan atau perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan pengelolanya (Purwanto, 2006 : 124).

            Sementara kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu (Depdikbud, 1990 : 453). Menurut para ahli mendefinisikan sebagai suatu kecakapan yang memadai untuk melakukan pekerjaan atau suatu karakteristik yang mendasari individu yang berkaitan dengan efektivitas dalam melaksanakan pekerjaan, atau juga kompetensi mempunyai arti yang sama dengan kata kemampuan, kecakapan, atau keahlian.

            Kompetensi inti berarti seperangkat kemampuan unit yang dikembangkan dalam bidang-bidang, seperti mutu, layanan pelanggan, inovasi, pembinaan tim, fleksibilitas, cepat tanggap, dan bidang lainnya yang memungkinkannya melebihi pesaing (Zimmerer & Scarborough, 2002 : 80). Konsep kompetensi inti dipopulerkan oleh Prahalad dan Hamel (1990), didasarkan pada serangkaian tes yang mengidentifikasi sumber daya organisasi yang menawarkan nilai strategi  terbesar. Kompetensi inti adalah suatu kumpulan yang terintegrasi dari serangkaian keahlian dan teknologi yang merupakan akumulasi pembelajaran, yang memberikan manfaat bagi keberhasilan bersaing suatu bisnis.



2.2   Pengelolaan Usaha, Kompetensi Inti dalam Bersaing, dan Kiatnya Memberdayakan Peluang



            Dari pengertian perencanaan atau pengelolaan usaha diatas adalah dimulai dari idea tau gagasan untuk memulai usaha muncul, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan usaha. Perencanaan usaha sebagai persiapan awal yang memiliki dua fungsi penting, yaitu : pertama, sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha; dan kedua, sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar.

            Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002:331) , unsur-unsur yang harus ada dalam  perencanaan/pengelolaan usaha, yaitu : 1) ringkasan pelaksanaan;      2) profil usaha; 3) strategi usaha; 4) produk dan jasa; 5) strategi pemasaran; 6) analisis pesaing; 7) ringkasan karyawan dan pemilik; 8) rencana operasional; data finansial; 10) proposal/usulan pinjaman; dan jadwal operasional. Peggy Lambing (2000 : 131) memperjelas unsur dimaksud sebagai berikut :

Pertama, ringkasan eksekutif, menjelaskan tentang : maksud usaha, usulan financial, permintaan dana, cara menggunakan dana, dan cara pembayaran kembali pinjaman. Kedua, setelah membuat ringkasan eksekutif, langkah berikutnya adalah menentukan misi usaha yang menggambarkan maksud usaha dan filosofi manajemen perusahaan.

            Jadi perencanaan/pengelolaan usaha adalah dokumen tertulis yang menguraikan ide dasar yang mendasari pertimbangan pendirian usaha dan hal yang berkaitan dengan pendirian tersebut (Longenecker, dkk, 2001 : 51).

Setelah memahami perencanaan usaha, menurut Supranto, (1993)  langkah selanjutnya mempelajari dan melatih bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan itu didistribusikan atau dipasarkan. Sesuai dengan definisi pemasaran yaitu kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, menentukan tingkat harga, mempromosikannya agar produk dikenal konsumen, dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen, maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli konsumen (Purwanto, 2006 : 132).

            Wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan  operasinya (Depdikbud, 1990 : 1012), yang merupakan kompetensi inti dalam strategi bersaing. Dalam perusahaan besar menurut hasil periset (Wright, Mc Mahan, Mc Cormick dan Sherman) yang melakukan studi dari strategi organisasi, kompetensi inti, dan keterlibatan eksekutif sumber daya manusia dalam kinerja manajemen organisasi. Berdasarkan penemuannya, periset menyimpulkan pada saat strategi organisasi, eksekutif sumber daya manusia menjadi kompetensi inti mendukung strategi tersebut, maksudnya eksekutif sumber daya manusia lebih terlibat sebagai pembuat keputusan strategis yang dilihat sebagai sumber/inti kekuatan organisasi (Mathis & Jackson, 2001 : 51).

            Disamping itu, wirausahawan memiliki kemampuan mengenali peluang usaha yang sangat penting untuk proses usaha, begitu pula dengan mengembangkan usaha. Mengenali peluang bisnis sering kali berasal dari pengetahuan , dan pengalamannya. Pengetahuan yang sebelumnya merupakan hasil dari kombinasi pendidikan dan pengalaman, serta pengalaman yang relevan dapat berhubungan dengan pekerjaan atau berasal dari beragam pengalaman pribadi atau peristiwa. Wirausaha tersebut harus sadar akan pengetahuan maupun pengalaman ini, serta memiliki keinginan untuk memahami dan menggunakannya.wirausaha yang memiliki kemampuan untuk mengenali peluang usaha berarti berada dalam posisi strategis untuk menyelesaikan perencanaan produk dan proses perkembangan serta memulai usaha baru secara berhasil (Hisrich, dkk, 2008 : 199).

Sama dengan yang dikemukakan Zimmerer dan Scarborough (2002: 78), modal intelektual (sumber daya manusia) menjadi sumber keunggulan (kompetensi inti) bersaing dalam pasar, yang terdiri. Pertama, modal manusia, bakat, keterampilan, dan kemampuan. Kedua, modal struktural yaitu akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki usahawan, bentuk modal ini bisa mencakup pemrosesn, peranti lunak, hak paten, hak cipta, dan barangkali yang terpenting pengetahuan dan pengalamannya. Dan ketiga, modal pelanggan, basis pelanggan yang dari tiga komponen mapan, reputasi positif, hubungan yang terus berlanjut, dan good will yang dibangun usaha dari waktu ke waktu dengan pelanggannya.

Maka dari itu, diperlukan kiatnya dalam memberdayakan peluang dalam rangka melihat ada atau tidak adanya peluang pasar yang dituju, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan.

Pertama, amati kebutuhan apa yang paling banyak diperlukan oleh masyarakat sekitarnya. Misalnya untuk kebutuhan rutin atau sehari-hari (seperti sembako), kebutuhan musiman seperti baju untuk lebaran, jaket untuk musim hujan dan kebutuhan lainnya yang paling sering diperlukan (misalnya, kebutuhan akan sabun cuci, pasta gigi, sabun mandi) dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Kedua, kapan saja mereka membutuhkan barang, misalnya setiap saat atau sering dibutuhkan, kadang-kadang dibutuhkan atau jarang dibutuhkan. Ketiga, lihat karakteristik konsumen, baik dari segi jenis kelamin, usia, pekerjaan, maupun pendidikan. Karakteristik ini penting untuk menentukan jenis barangapa yang cocok dengan kebutuhan konsumen. Misalnya, bila konsumennya waniya, maka kebutuhan wanita yang harus disediakan. Bila usia dewasa yang banyak, maka kebutuhan orang dewasa yang harus disediakan. Bila pelajar maka alat-alat sekolah yang harus disediakan.

Keempat, bagaimana daya beli (kemampuan bayar) konsumen. Perlu diperhatikan adalah pendapatan masyarakat, misalnya untuk masyarakat yang berpendapatan rendah, barang yang disajikan harus dengan kualitas dan harga terjangkau oleh tingkat konsumen tersebut. Kelima, lihat ada pesaing atau tidak. Bila ada, peluang pasar apa yang belum digarap oleh pesaing (Suryana, 2003 : 98-99). 



            Menurut Narokama (2017), cara memberdayakan peluang adalah melakukan survey, riset, uji coba pasar melalui :

a)      ATMI : Amati, Tiru, Modifikasi dan Improvisasi akan mudah mengembangkan produk menjadi lebih unggul dari produk sebelumnya sehingga kemungkinan untuk dapat diterima dipasar menjadi lebih besar;

b)      Make it Better, membuat peluang di pasar menjadi lebih baik lagi, misalnya produk yang dibuat menjadi lebih cepat, lebih kecil, lebih enak, lebih ringan;

c)      Make it One, menjadiaknnya sebagai yang pertama;

d)     Clonner, meniru habis tetapi menggunakan merek yang berbeda. Cara ini sering dilakukan oleh orang lain, tetapi harus berhati-hati mengingat ada unsur hak paten, HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), atau tuntutan dari pihak yang ditiru. Jadi apabila ingin melakukan cloner, jiplaklah fungsi dan tujuan penggunaan produknya, bukan merek, bentuk dan kemasannya; dan

e)      Subtitute, menjadi produk pengganti, cara ini juga efektif bila memulai usaha dimana pasar sudah cukup besar dengan menjadi produk pengganti dari produk pesaing yang paling besar atau yang menengah.





BAB III

PENUTUP







3.1    Simpulan



Adapun yang menjadi simpulan dari makalah yang berjudul “Perencanaan Kewirausahaan (Pengelolaan Usaha, Kompetensi Inti dalam Bersaing, dan Kiat Memberdayakan Peluang)” sebagai berikut :

  1. Pengelolaan atau perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan pengelolanya.sedangkan kompetensi inti berarti seperangkat kemampuan unit yang dikembangkan dalam bidang-bidang, seperti mutu, layanan pelanggan, inovasi, pembinaan tim, fleksibilitas, cepat tanggap, dan bidang lainnya yang memungkinkannya melebihi pesaing.
  2. Disamping itu, wirausahawan memiliki kemampuan mengenali peluang usaha yang sangat penting untuk proses usaha, begitu pula dengan mengembangkan usaha. Mengenali peluang bisnis sering kali berasal dari pengetahuan , dan pengalamannya.
  3. Kiat memberdayakan peluang adalah dengan ATMI (Amati, Tiru, Modifikasi, dan Improvisasi), make it better, make it one, clonner, dan subtitute.



3.2    Saran



Makalah sederhana ini yang berjudul  “Perencanaan Kewirausahaan (Pengelolaan Usaha, Kompetensi Inti dalam Bersaing, dan Kiat Memberdayakan Peluang)” dapat memberikan pengembangan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah Enteurpreneurship dan Inovation Management bagi civitas akademika  Prodi Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas PGRI Palembang.



DAFTAR PUSTAKA







Depdikbud, (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta



Hisrich, Robert D., dkk, (2008), Entrapreneurship Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta



Longenecker, Justin G., dkk, (2001), Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil, Salemba Empat, Jakarta



M. Bryson, John, (2008), Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta



Mathis, Robert L., & John H. Jackson, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta



Narotama, Belnokov, (2017), Identifikasi Peluang Usaha, http://belnokov.narotama.ac.id/referensi/IDENTIFIKASI%20PELUANG%20USAHA%20VI.pdf, diakses tanggal 14 Maret 2017



Peggy Lambing, (2002), Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul, Erlangga, Jakarta



Purwanto, (2006), Diktat Pengantar Kewirausahaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta



Suryana, (2003), Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses), Salemba Empat, Jakarta



Zimmerer, Thomas W., & Norman M. Scarborough, (2002), Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Prenhallindo, Jakarta














0 komentar:

Posting Komentar

Perencanaan Kewirausahaan

BAB   I PENDAHULUAN 1.1     Latar Belakang Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tida...