BAB
I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini tidak dapat
dihindari persaingan di berbagai hal tidak terkecuali di dunia pendidikan,
untuk itu khususnya pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang dituntut untuk menghasilkan lulusan yang siap berkompetisi dan memiliki kompetensi yang berkualitas, dalam
setiap kompetensi keahliannya sehingga dapat diserap oleh dunia usaha atau
dunia industri (DU/DI) atau mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
Permasalahan umum di SMK adalah
kekurangan guru produktif hampir disemua bidang studi keahlian sebagaimana
disajikan kesulitan SMK dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas serta
relevan dengan kebutuhan DU/DI, artinya upaya perbaikan apapun yang dilakukan
untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak akan banyak berarti tanpa dukungan
guru produktif yang profesional dan berkualitas.
Walaupun disadari bahwa
profesionalitas guru merupakan komponen penting yang dapat menjamin mutu
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, namun keberadaan profesi nampaknya saat ini belum ditangani secara
tuntas karena begitu kompleksnya masalah yang dihadapi baik oleh lembaga
pendidikan, masyarakat maupun pemerintah sendiri.
Selaras dengan keadaan tersebut
Wardiman (2008 :1) mengemukakan bahwa “masih terjadi gap antara dunia
pendidikan dan DU/DI (link and match)”.
Untuk menjawab tantangan tersebut, maka pilihan yang terbaik atau prioritas
adalah mengadakan inovasi atau pembaharuan sistem pendidikan dan latihan untuk
guru produktif SMK dalam meningkatkan profesionalitasnya, yang salah satunya
melalui apprenticeship teacher atau
magang guru terutama untuk guru produktif SMK yang didesain bersama DU/DI,
karena secara historis menurut Evans & Edwin (1978:36) bahwa “Pendidikan
kejuruan sesungguhnya merupakan perkembangan dari latihan dalam pekerjaan (on the job training) dan pola magang (apprenticeship)”.Studi yang dilakukan
Andersson.I.At.al (2015) yang mengeksplorasi sebuah inovasi mengenai
faktor-faktor utama penerapan model sekolah menengah atas berbasis magang di
Swedia, dimana terjadi ketidak sesuaian antara pemerintah dengan (Swedish Trade Union Confederation), Confederation of Swedish Enterprise yang
mengembangkan kurikulum magang berbasis pasar tenaga kerja, sedangkan Swedish Initial Vocational Education And
Training membangun kurikulum magang berbasis sekolah pendidikan kejuruan.
Magang guru dapat meningkatkan
relevansi kompetensi keahlian guru produktif dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia usaha dan dunia industri. Guru
dapat melihat secara nyata, tamatan seperti apa yang dicari, yang
dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri itu nantinya. Tamatan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seyogyanya adalah orang-orang yang kompeten,
dan profesional di bidangnya. Mampu bersaing dengan calon-calon tenaga kerja tamatan
sekolah lainnya. Keberhasilan pendidikan kejuruan, diukur berdasarkan seberapa
banyak lulusan dapat bekerja di dunia usaha dan dunia industri maupun
berwirausaha mandiri. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) di dunia usaha dan industri sering berjalan lebih cepat dari pada
perkembangan Iptek yang ada di SMK itu sendiri. Hal ini menyebabkan kompetensi
keahlian yang diajarkan di SMK sering mengalami kesenjangan dengan kompetensi
yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri sehingga lulusan SMK belum siap
bekerja saat mereka lulus.
Perioritas magang bagi guru
produktif SMK di DU/DI merupakan sebuah inovasi pendidikan, karena yang selama
ini dijalankan sesuai dengan struktur kurikulum SMK dan telah banyak dikaji
oleh para peneliti lain yaitu peningkatan relevansi antara SMK dengan DU/DI
melalui kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang dilakukan oleh siswa selama tiga bulan, namun sebaliknya
meningkatkan relevansi antara SMK dan DU/DI melalui magang guru belum mendapat
perhatian yang lebih.
Magang guru produktif SMK di DU/DI
diharapkan dapat berjalan secara efektif sehingga dapat meningkatkan
profesionalitas guru produktif SMK di dalam menjalankan tugasnya, terutama
memperkenalkan iklim kerja dan menyelaraskan standar kompetensi sesuai dengan
tuntutan DU/DI yang harus dimiliki guru dan di informasikan pada para peserta didiknya di SMK, sehingga mutu
pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan DU/DI dapat tercapai. Lucas, Bill
and Spencer, Ellen (2015:11) menjelaskan bahwa:...the redefining of an apprenticeship, the role of the employer in
setting the standard, the simplification of the system to one standard or
qualification per occupation, the freeing up of the curricula and of teaching
methods, the robust testing of the accomplishment, the funding of
apprenticeship training and the generation of demand and supply. Magang
bagi guru produktif SMK di DU/DI tidak terlepas dari penetapan standar kompetensi
yang sesuai dengan kebutuhan,penyelenggaraan kegiatan, pembiayaan, serta
monitoring dan evaluasi kegiatan magang.
Hal tersebut selaras dengan hasil
studi yang dilakukan Yuniarti,N.(2014) tentang model penyiapan guru pendidikan
kejuruan bahwa pengetahuan dan pengalaman nyata yang diperoleh dari hasil
magang guru di DU/DI dapat memberikan wawasan kepada siswa dan mampu
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh DU/DI. Arti
penting profesionalitas guru terutama guru produktif bagi SMK merupakan hal
yang urgent untuk menjalankan
kelangsungan hidup daya saing mengimbangi berbagai perubahan secara cepat dan
tidak terprediksi melalui berbagai potensi yang dimilikinya.
Berdasarkan latar belakang di atas
dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang “Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya
Manusia Indonesia”
demi meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang nanti bilamana terlibat langsung dalam dunia industri
modern yang mana industri tersebut berkaitan langsung dengan kompetensi yang
ada pada sekolah maka SMK YP Gajah Mada melakukan
pemagangan guru pada PT Pupuk Sriwidjaya Palembang.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya pemagangan
guru pada Dunia Usaha dan unia Industri antara lain :
a. Sebagaimana
telah dijelaskan pada bagian latar belakang bahwa program magang guru
sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan relevansi kompetensi keahlian guru
produktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia
usaha dan dunia industri. Terkadang, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) di dunia usaha dan industri sering berjalan lebih cepat dari pada
perkembangan Iptek yang ada di sekolah. Hal ini menyebabkan kompetensi keahlian
yang diajarkan di sekolah sering mengalami kesenjangan dengan kompetensi yang
dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri sehingga lulusan SMK belum siap
bekerja saat mereka lulus nanti.
b. Memahami
dan mengikuti proses yang berlangsung di Dunia Usaha dan Dunia Industri beserta peralatan pendukung yang dipergunakan
c. Menambah
wawasan dan pengalaman kerja di Dunia Usaha dan Dunia Industri yang nantinya akan
di aplikasikan dalam peroses belajar mengajar di sekolah.
d. Meperoleh
kesempatan untuk menganalisa masalah yang terjadi di lapangan secara langsung
dan dapat mengetahui rekomundasi terhadap masalah tersebut
e. Menjalin
hubungan baik yang saling menguntungkan antara pihak sekolah dengan pihak
industri
3. Manfaat
Dalam Program Guru
Magang sudah tentu diharapkan ada manfaat yang diperoleh manfaat melalui
program magang diantaranya:
a. Guru
dapat melihat secara nyata, tamatan seperti apa yang dicari oleh dunia
usaha dan dunia industri. Lulusan sekolah kejuruan seyogyanya adalah
orang-orang yang kompeten, dan profesional di bidangnya. Mampu bersaing dengan
calon-calon tenaga kerja tamatan sekolah lainnya. Oleh karena itu di SMK ada
program praktik kerja industri (prakerin) yang bertujuan agar peserta didik
mendapat pengalaman kerja yang sesuai dengan standar kerja.
b. Program
magang guru juga bermanfaat untuk mengatasi kesenjangan antara kompetensi yang
diajarkan di sekolah dengan yang dibutuhkan di industri. Oleh sebab itu
diberikan kesempatan kepada guru bidang studi keahlian di SMK untuk magang di
dunia usaha dan industri yang relevan dengan kompetensi yang diajarkan.
4. Tempat, Waktu dan Alamat
Pelaksanaan magang guru ini
dilaksanakan pada :
a. Tempat
Pelaksanaan Magang Guru dilaksanakan pada Perusahaan yang
telah memiliki kerja sama dengan sekolah
atau belum yang ada kaitan dengan kompetensi yang ada pada sekolah, karena SMK
YP Gajah Mada memiliki Program Keahlian Teknik Mesin, Teknik Otomotif, dan
Teknik Pemesinan Maka pemagangan guru di laksanakan pada PT. Pupuk Sriwidjaya, Mitsubishi dan PT
Yamaha Motor Palembang
b. Alamat
1) PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang beeralamat
pada Jl Mayor Zen, Palembang Sumatera Selatan 30118-Indonesia
2)
PT. THAMRIN BROTHERS Palembang beralamat
di Jl. Kapten A. Rivai No. 9 Palembang-Indonesia Telp. (0711) 317090 – 317122 - 313933
3) PT.
Lautan Berlian Utama Motors (LBUM)
Plaju beralamat
pada Jl A. Yani,
Palembang Sumatera Selatan 30118-Indonesia dan PT. Lautan Berlian Utama Motors (LBUM) Soeta
beralamat pada Jl. Soekarno-Hatta Palembang
c. Waktu
Pelaksanaan Magang Guru ini dilaksanakan mulai dari 2
minggu sampai satu bulan interval waktu
pelaksanaan mulai dari bulan Oktober sampai dengan itu mulai Desembera 2018
5. Peserta Magang Guru